BerandaTestimonialTestimonial Rizqia

Rizqia Faradiba Slamet

NAMA: Rizqia Faradiba Slamet                                    PROGRAM: Digital Marketing, COmmunication Studies (Msc)

Saat ingin menyerah, ingat kembali alasan mengapa ingin memulai.

Halo! Saya Rizqia Faradiba Slamet yang biasa dipanggil Eris. Saya lahir dan besar di Jakarta walaupun keturunan asli Surabaya. Hobi saya super standart, membaca novel dan menonton film/series. Di University of Twente (UT), saya mengambil program magister di bidang Digital Marketing. Saat ini saya sedang mengerjakan thesis sembari mengambil Internship di Marketing & Communication Department at UT .

Kenapa Memilih Universitas Twente?

Kenapa saya lanjut studi di luar negeri? Jawabanya simple, karena saya tidak mau punya pikiran “gimana ya hidup gue kalau lanjut studi di luar negeri?” sembari mengarungi kemacetan Jakarta di jam pulang kerja. Jadi saat saya mempunyai kesempatan, saya memberanikan untuk berangkat dengan segala konsekuensi yang ada.  Kenapa kuliah dan magang di UT ? UT menyediakan program yang paling saya minati, yaitu ilmu komunikasi dan teknologi. Saya mempunyai latar belakang ilmu komunikasi di studi saya sebelumnya. Namun, saya kira ilmu komunikasi saja tidak cukup untuk memulai karir di era serba teknologi ini. Dan UT mempunyai program yang menggabungkan dua bidang tersebut.

Lalu mengapa magang di departemen marketing UT ? Sebagai mahasiswi digital marketing, saya menjadi lebih peka tentang segala yang berbau strategi marketing terutama di media sosial, dan strategi marketing yang dilakukan UT adalah salah satu yang tertangkap perhatian saya. Selain itu, karena saya juga sedang mengerjakan thesis, akan lebih mudah rasanya untuk membagi urusan magang dan thesis jika dilakukan di satu lokasi, yaitu Enschede. Selain itu, ini salah satu cara saya untuk mengaplikasikan ilmu yang saya sudah dapat sekaligus berkontribusi ke kampus sendiri.  

Hidup di Belanda

Melanjutkan studi dan magang di UT itu senang senang sedih. Senangnya banyak: kampusnya bagus dan suasana yang tenang jadi pas untuk belajar. Lalu di utwente juga banyak banget mahasiswa internasionalnya dan utwente memang selalu mengedepankan “international environment”. Jadi banyak teman senasib sepenanggungan. International environment disini juga memudahkan saya untuk berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris, lagi pula orang Belanda juga sangat terbuka untuk berbahasa Inggris. So if you just know “dank je wel” and “alstublief”, you’ll survive. Selain itu, disini juga tidak susah untuk menemukan makanan Indonesia, bahkan kadang-kadang ada menu Indonesia di kantin. Tidak perlu takut kehilangan tahu dan tempe, there are plenty of them here.

Kalau sedihnya, tidak bisa dipungkiri kalau pelajaran disini susah, mungkin juga dikarenakan keterbatasan bahasa inggris saya. Tapi disisi lain saya jadi terpacu untuk belajar, untuk membuktikan kalau saya mampu lulus dalam setiap mata kuliah, and I actually did. Sedih selanjutnya, disini nggak ada ojek online. Jadi bersepeda di tengah-tengah badai salju hanya untuk mengejar promo di suatu supermarket, sudah biasa.

Pengalaman studi saya di UT mungkin tidak seindah kampusnya, hidup saya disini juga tidak sebahagia instastory yang saya sering post, tapi banyak pengalaman hidup saya yakin hanya saya bisa dapatkan disini, dari segi akademis maupun hidup secara umum. Untuk teman-teman yang tertarik belajar di utwente, jangan ragu untuk bertanya dan mencari informasi sebanyak-banyaknya.